Kegiatan Stakeholder Involvement telah dilakukan di Sekber Kartamantul dengan dibagi menjadi 3 kluster pada tanggal 27 September, 13 Oktober, dan 25 Oktober 2016. Pembagian kluster ini guna memudahkan inventarisasi data dan diskusi. Maksud dari kegiatan ini adalah melakukan identifikasi permasalahan infrastruktur di wilayah perbatasan Kawasan Perkotaan Yogyakarta. Lingkup permasalahan dibatasi pada sektor kerja sama Kartamantul yang terdiri dari persampahan, air limbah, jalan, drainase, transportasi, dan air bersih, serta tidak menutup untuk sektor tambahan seperti tata ruang.
Langkah penyusunan stakeholder involvement terdiri dari wawancara dan pengisian kuesioner, klarifikasi dan diskusi permasalahan berdasarkan kluster, dan pemilihan prioritas permasalahan dan rencana tindaklanjut. Kluster 1 dimulai dari Kelurahan/Desa yang saling berbatasan antara Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul meliputi Terban, Klitren, Demangan, Muja Muju, Rejowinangun, Prenggan, Purbayan, Caturtunggal, Banguntapan, Baturetno, Singosaren, Wirokerten. Kluster 2 terdiri dari Gedongkiwo, Suryodiningratan, Mantrijeron, Brontokusuman, Sorosutan, Giwangan, Ambarketawang, Tamanan, Bangunharjo, Panggungharjo, Tirtonirmolo, Tamantirto. Sedangkan Kluster 3 terdiri dari Bener, Tegalrejo, Kricak, Karangwaru, Cokrodiningratan, Pakuncen, Wirobrajan, Patangpuluhan, Nogotirto, Banyuraden, Trihanggo, Sinduadi, Ngestiharjo.
Berdasarkan hasil rekapitulasi permasalahan menunjukkan adanya dominasi permasalahan pada sektor persampahan, drainase, dan jalan. Permasalahan pada sektor persampahan umumnya terkait dengan keberadaan sampah liar dan ketersediaan TPS yang masih belum optimal. Permasalahan genangan sebagian sudah dilakukan perbaikan, namun ada beberapa yang belum tuntas sehingga pada saat musim penghujan menimbulkan permasalahan genangan baru. Permasalahan terkait dengan penaludan sungai juga banyak diutarakan oleh perwakilan dari Kelurahan/Desa. Pada kesempatan ini juga terdapat usulan mengenai jalan lingkungan yang dapat digunakan sebagai jalan alternatif untuk menangani kemacetan lalu lintas. Seperti misalnya Jalan Pandega Marta sebagai pengurai kemacetan di Jalan Kaliurang, dan Jalan di sebelah Utara Mirota Godean sebagai pengurai kemacetan Jalan Godean.