Jalan Godean memiliki peranan yang penting sebagai akses menuju Kota Yogyakarta . Jalan provinsi ini sebenarnya sudah berganti nama ruas menjadi jalan Yogyakarta – Kebonagung II. Keberadaan jalan godean menjadi sangat krusial di waktu pagi hari saat masyarakat mulai beraktifitas. Banyaknya kendaraan yang masuk Godean dari arah barat memberikan sumbangan besar kendaraan yang masuk Jalan Godean. Bangkitan arus yang tinggi dari permukiman dan perumahan di sekitar Jalan Godean juga cukup tinggi. Selain itu banyaknya fasilitas pendidikan yang ada menambah keramaian ruas jalan ini. Sehingga tidak heran variabel-variabel tersebut mampu menjadi penentu kerumitan yang terjadi di Jalan Godean. Perlu dicatat bahwa kerumitan yang mengakibatkan arus bergerak lambat ini tidak terjadi sepanjang waktu, namun hanya bersifat temporal. Umumnya hanya terjadi di waktu pagi hari dan itupun hanya sekitar pukul 06.30 hingga 07.30. Selepas pukul 07.30 arus lalu lintas mulai mendekati lancar.
Berbagai alternatif rekayasa dipikirkan untuk mengurai kerumitan yang terjadi di Jalan Godean ini. Ada 3 alternatif untuk mengatasi permasalahan ini yakni :
-
Alternatif I : Memasang traffic cone sekitar Simpang Mirota Jalan Godean untuk membatasi tindakan belok kanan.
-
Alternatif II : Rencana tindak lanjut memasang devider sekitar Simpang Bener Jalan Godean.
-
Alternatif III : Mengalihkan arus yang masuk Jalan Godean di Demak Ijo untuk mengurangi kapasitas kendaraan yang masuk Jalan Godean.
Rekayasa alternatif I terlebih dahulu diujicobakan, pada simpang Mirota dipasang traffic cone secara berjajar yang dihubungkan dengan tali yang berfungsi sebagai pemisah jalan. Rekayasa ini bertujuan untuk membatasi pergerakan lalu lintas yang memotong jalan dari arah utara ke jalan Soragan dan sebaliknya. Selain itu juga menghalangi tindakan belok kanan di tengah persimpangan Mirota yang diharapkan dapat memperlancar arus lalu lintas. Pemasangan traffic cone tersebut dipasang mulai tanggal 28 Oktober 2013. Hasil ujicoba menunjukkan tanda yang cukup positif. Walaupun diawal ujicoba masyarakat sedikit kebingungan namun lalu lintas kemudian berjalan cukup lancar. Kelancaran ditunjukkan dengan waktu penundaan lalu lintas di simpang Mirota yang semula rata-rata 15 menit turun menjadi 5 menit.
Alternatif III diujicobakan berikutnya yakni mulai tanggal 13 November 2013. Rekayasa dilakukan dengan mengalihkan arus lalu lintas yang menuju ke Jalan Godean khususnya Simpang Mirota dengan menutup jalan masuk di Simpang Demak Ijo. Penutupan dilakukan pukul 06.30 – 07.30 dengan mengalihkan arus lalu lintas ke Ringroad utara dan Ringroad selatan (Jalan Yogyakarta – Wates). Rekayasa ini diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas yang masuk Jalan Godean khususnya Simpang Mirota.
Hasil evaluasi menunjukkan salah satu yang mengakibatkan masalah adanya kerumitan di Simpang Bener. Permasalahan ini dipicu kerumitan yang terjadi akibat tindakan belok kanan dan memotong jalan. Tindakan-tindakan ini sebagai akibat dari keberadaan fasilitas pendidikan yang cukup banyak di Jalan Bener diantaranya Asmi, Akper Notokusumo, SMAN 2 Yogyakarta dan SD Tegalrejo (Percontohan). Selain itu di Jalan Bener ini juga terdapat kantor kelurahan, gudang, dan puskesmas pembantu. Kondisi ini perlu dipikirkan jalan keluar yang tepat. Sehingga alternatif II perlu diterapkan yakni di masa mendatang diperkirakan tahun 2014 akan dipasang devider pada Jalan Godean yang berada di Simpang Bener.
Rencana pemasangan divider belum dilaksanakan, namun untuk ujicoba dilakukan simulasi dengan memasang traffic cone di Simpang Bener. Ujicoba dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2013. Hampir sama dengan yang dilakukan pada alternatif I, traffic cone dihubungkan dengan tali untuk menghalangi tindakan belok kanan yang memotong arus. Rekayasa ini diikuti dengan diaktifkannya traffic light yang berada di Simpang Mirota yang selama ini sengaja dimatikan. Tujuannya agar tindakan belok baik kiri maupun kanan di Simpang Mirota menjadi lancar, mengingat arus yang menuju ke Jalan Bener memang sengaja dialihkan melewati Simpang Mirota ke utara. Masalah yang timbul justru terjadinya penumpukan arus dari arah timur yang semula lancar. Hal ini disebabkan karena secara otomatis kendaraan yang menuju ke Jalan Bener terpaksa terus ke barat sehingga memperpadat jalan. Selain itu adanya penundaan arus yang disebabkan diaktifkannya kembali traffic light Simpang Mirota.
Kemacetan di Simpang Mirota perlu untuk diurai dengan rekayasa yang tepat. Kondisi lalu lintas sudah melebihi kapasitasnya. Perlu pembatasan kendaraan yang masuk ke Jalan Godean khususnya Simpang Mirota. Sehingga pembatasan kendaraan di Simpang Demak Ijo merupakan salah satu upaya yang cukup baik. Pengamatan dan ujicoba yang dilakukan menunjukkan adanya permasalahan yang rumit di Simpang Bener. Tindakan yang tepat perlu segera dilakukan, diantaranya dengan rekayasa Simpang Bener. Namun demikian perlu koordinasi berbagai pihak, terkait pengoptimalan jalan. Selain itu perumusan alternatif jalur untuk mengalihkan arus yang menuju Jalan Bener perlu dipikirkan. Salah satu jalur alternatif yang diusulkan Jalan Tambak, yang merupakan jalan kerjasama Kartamantul.